Pacitan, Nenemonews – Dengan semangat kebersamaan dan jiwa sosial tinggi untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, anggota Koramil 0801/01 Pacitan bersama masyarakat malaksanakan gotong royong pembersihan sungai yang berada di Dusun Craken Etan, Desa Sumberharjo, Kec. Pacitan Kab. Pacitan, Senin (06/03/2023).
Kegiatan gotong royong tersebut merupakan salah satu metode pembinaan teritorial di wilayah, dimana sangat penting menjaga komunikasi dan hubungan yang harmonis antara TNI dengan rakyat, disamping untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat agar masyarakat tidak mudah terserang penyakit.
Kemudian, demi mengedukasi masyarakat agar tetap peduli dalam menjaga kesehatan, pada kesempatan tersebut juga dimanfaatkan oleh petugas dari Puskesmas Tanjungsari Kec. Pacitan, untuk memberikan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan virus Leptospirosis kepada masyarakat di Dusun Craken Etan Desa Sumberharjo.
Selama musim penghujan seperti saat ini, masyarakat dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan, baik itu di dalam rumah maupun di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Tidak kalah penting saat terjadi banjir, yang perlu diwaspadai yaitu potensi ancaman penyebaran penyakit Leptospirosis, yang penularannya melalui air kencing tikus.
Dalam pengarahannya, Kepala Puskesmas Tanjungsari, dr. Agus Subiyanto menyampaikan, bahwa saat terjadi banjir, kencing tikus bisa mengalir bersama air dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet, hingga makanan.
“Warga harus lebih siaga saat terjadi banjir dengan maraknya penyakit Leptospirosis. Dimana penyakit ini penularannya disebabkan bakteri Leptospira melalui air kencing tikus, dan adanya perubahan lingkungan yang identik kotor”, ujar Kepala Puskesmas Tanjungsari saat memberi arahan kepada masyarakat.
Kemudian, ia juga menjelaskan, bahwa beberapa tanda dan gejala seorang penderita terjangkit Leptospirosis, di antaranya menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam tinggi, hilang nafsu makan, mata merah dan iritasi, serta nyeri otot. Leptospirosis yang lambat ditangani bisa menyebabkan komplikasi yang menyerang organ lain hingga berdampak kematian.
“Beberapa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkit penyakit Leptospirosis ini antara lain menjaga kebersihan lingkungan dan rutin mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun. Selain itu, selalu gunakan alat pelindung diri saat terjun ke daerah tergenang air seperti sepatu booth dan lainnya, agar tidak terpapar air yang terkontaminasi bakteri”, beber Kepala Puskesmas Tanjungsari.
Lebih lanjut, ia terangkan bahwa, Infeksi Leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi tersebut.
“Obat antibiotik yang umumnya digunakan untuk Leptospirosis adalah penisilin dan doksisiklin. Selain antibiotik, obat pereda nyeri, seperti paracetamol juga dapat diberikan untuk mengatasi gejala awal Leptospirosis, seperti demam, sakit kepala, atau nyeri otot”, jelasnya.
Sementara itu, Komandan Koramil 0801/01 Pacitan Kapten Kav Dadut Setiawan yang tampak hadir dalam kegiatan tersebut berpesan kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kepeduliannya dalam menjaga kebersihan guna terhindar dari berbagai macam penyakit.
“Mari kita bersama-sama budayakan hidup bersih dan sehat, dengan tidak membuang sampah sembarangan guna menghindari pencemaran lingkungan, agar tidak mudah terserang penyakit salah satunya Leptospirosis”, tambah Danramil saat mengikuti sosialisasi.(pr)