Ngawi, Nenemonews (Jatim) – Setelah mendapat kritikan dari warga masyarakat serta dikunjungi pejabat lingkup Pemerintahan Kabupaten Ngawi dan di sidak oleh Komisi 4 DPRD setempat, pihak pabrik PT GFT Indonesia Investment mulai berbenah.
“Tanah urug yang menempel pada roda truk proyek yang keluar lokasi pekerjaan kita semprot menggunakan diesel sebab, mesin semprot yang dipesan belum datang,” jelas Sugiarto perwakilan dari pihak pabrik PT GFT Indonesia Investment, Kamis, (9/1/2025)
Mengenai pemasangan rambu-rambu lalu lintas terpasang dengan jarak 200 meter sebelah selatan dan Utara sebelum lokasi proyek, dan setiap jarak 25 meter ada papan peringatan bagi pengguna jalan agar berhati-hati saat melintas.
“Petugas yang menjaga keluar masuknya truk proyek kita tambah untuk keamanan pengguna jalan agar berhati-hati saat melintas. Selain itu, kita juga di awasi oleh anggota Koramil dan Polsek, memastikan truk keluar rodanya dalam keadaan bersih dari lumpur tanah,” ujarnya.
Sementara disisi lain, terkait kehadiran Winarto anggota DPRD Kabupaten Ngawi di Pabrik GFT Indonesia Investment, Senin, (6/1/2025) yang dianggap salah oleh warga lingkungan sekitar di nilai berpihak pada managemen perusahaan.
Anggota DPRD Kabupaten Ngawi dari fraksi Golkar tersebut akhirnya angkat bicara, meminta maaf jika kehadirannya di Pabrik PT GFT Indonesia Investment pada saat itu dipandang salah oleh warga yang kurang faham maksud kedatangannya
“Jika kehadiran saya waktu itu dianggap salah oleh warga, saya minta maaf. Namun perlu diketahui bahwa sebenarnya niat saya baik untuk warga masyarakat juga untuk pembangunan di Kabupaten Ngawi,” ungkap Winarto, Kamis, (9/1/2025)
Dijelaskan, saat itu sedang berangkat kerja, seperti biasa jalur mobilitasnya melewati lokasi pabrik tersebut mendengar kabar ada kunjungan pejabat serta dari warga sekitar lingkungan pabrik yang merasa terdampak bakal menggelar aksi demonstrasi.
“Saya asli warga Desa Geneng juga sebagai tokoh masyarakat, dan wakil rakyat saya berkewajiban menyerap dan menyampaikan aspirasi warga yang kemudian tuntutan dari warga di setujui oleh pihak pabrik PT GFT Indonesia Investment,” jelasnya.
Dikatakannya, untuk diketahui juga bahwa dengan adanya pabrik tersebut harapan kedepannya jika sudah beroperasi bisa menyerap ribuan tenaga kerja juga dapat menambah PAD Kabupaten Ngawi, dan bisa meningkatkan taraf hidup perekonomian warga sekitarnya.
“Pabrik itu membutuhkan tenaga kerja 5000 orang di 2025, dan akan bertambah hingga 7000 orang di 2027. Harapannya dari pihak perusahaan dan warga saling mendukung, sehingga dapat menumbuhkan perputaran perekonomian warga seperti pedagang kaki lima, warung makan, pengusaha kos-kosan serta lainnya,” ujarnya.
Pada saat disinggung terkait laporan warga ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Ngawi, sebagai akibat atas kehadirannya di PT GFT Indonesia Investment, Senin, (6/1/2025) yang dianggap salah, Winarto bersedia mengikuti prosesnya. (Yan)