Grobogan, Nenemonews.com (Jawa Tengah) — Sungai merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, kegiatan manusia dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan banyak sungai tercemar. Penyebab utama tercemarnya sungai adalah pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, pertanian, dan kegiatan pertambangan. Penyebab lainnya termasuk pembuangan sampah, aktivitas transportasi, perubahan alamiah, dan penggunaan bahan kimia.
Seperti yang terjadi di Sungai Lusi, salah satu sungai terpanjang di Jawa Tengah saat ini kondisi air dari sungai lusi berubah warna. Hal ini diduga akibat terjadinya pencemaran air oleh limbah. Warna air yang sebelumnya normal pada umumnya sungai, kali ini berubah menjadi kecoklatan dan terlihat kekuningan bila dilihat dari kejauhan. Pemandangan tersebut bisa dilihat langsung melalui atas jembatan Sungai Lusi.
Selain warna air sungai berubah, juga menimbulkan bau yang tak sedap, kejadian ini dikeluhkan oleh warga sekitar aliran sungai, yang secara langsung merasakan dampaknya.
“Menurut keterangan salah satu warga parjiyo mengatakan, airnya saat dipegang agak pekat dan berbau. Biasanya bisa mandi di sungai, namun, melihat kondisinya seperti ini jadi gak tega mandi, ” ungkap parjiyo, kamis (16/11/2023).
Ia berharap dari dinas-dinas terkait untuk segera bertindak mengatasi persoalan di Sungai Lusi ini, agar pencemaran bisa segera teratasi.
Hal senada juga diucapakan Adi, seorang warga purwodadi yang berada disekitaran Sungai Lusi, kami menyayangkan peristiwa pencemaran limbah di Sungai Lusi ini, namun pihaknya juga tidak mengatahui asal muasal lebih mbah tersebut.
“Setiap hari saya lewat dan melintasi jembatan tersebut, namun saya terkejut saat warnanya sangat kuning, ditakutkan membawa dampak buruk untuk warga sekitar. Jadi, semoga dinas-dinas terkait segera menemukan asal limbahnya dari mana, hingga menimbulkan Sungai Lusi menjadi tercemar airnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kondisi tersebut terjadi disepanjang aliran Sungai Lusi. Mulai dari sebelah timur jembatan Getasrejo hingga sampai ke Pulorejo. Air yang berwarna kecoklatan dan kekuningan bila dilihat dari kejahaun seperti mengandung minyak.
Saat musim kemarau, kondisi air yang diduga tercemar semakin kelihatan, kondisi tersebut sudah berlangsung beberapa pekan terakhir. Belum ada solusi dari pemerintah daerah Kabupaten Grobogan melalui Dinas terkait untuk mengatasi persoalan tercemarnya Sungai Lusi.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Grobogan, Mokhamad saat dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut mengatakan, bahwa pihaknya belum mengetahui apanya pencemaran di Sungai Lusi tersebut. Lebih lanjut, dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan melakukan pengecekan di lapangan.
“Nanti secepatnya akan dilaporkan berdasarkan temuan data yang ditemukan di lokasi, “ujarnya.
Ia melanjutkan, tentu air ini datang dari mana-mana menuju ke Sungai Lusi.
“Secara umum memang begitu, karena hujan turun baru pertama kali, turbulensi serta endapan didalam sungai,”jelasnya.
Laporan : Heru Budianto