Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.
و حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ نَفَرًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلُوا أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ عَمَلِهِ فِي السِّرِّ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا أَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا آكُلُ اللَّحْمَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَا أَنَامُ عَلَى فِرَاشٍ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ فَقَالَ مَا بَالُ أَقْوَامٍ قَالُوا كَذَا وَكَذَا لَكِنِّي أُصَلِّي وَأَنَامُ وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
Dan telah menceritakan kepadaku [Abu Bakar bin Nafi’ Al Abdi] telah menceritakan kepada kami [Bahz] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit] dari [Anas] bahwa sekelompok orang dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai amalan beliau yang tersembunyi. Maka sebagian dari mereka pun berkata, “Saya tidak akan menikah.” Kemudian sebagian lagi berkata, “Aku tidak akan makan daging.” Dan sebagian lain lagi berkata, “Aku tidak akan tidur di atas kasurku.” Mendengar ucapan-ucapan itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian beliau bersabda: “Ada apa dengan mereka? Mereka berkata begini dan begitu, padahal aku sendiri shalat dan juga tidur, berpuasa dan juga berbuka, dan aku juga menikahi wanita. Maka siapa yang saja yang membenci sunnahku, berarti bukan dari golonganku.” (H. R. Muslim 3487).
Membaca kabar tentang akhlak Beliau, tersentuh hati rasa-rasanya terbawa perasaan untuk mengadukan segalanya kepadanya yang mulia. Kelembutannya melembutkan hati ini yang keras oleh urusan-urusan. Dialah Nabi yang Allah secara halus membawa namaNya beserta malaikat-malaikatNya untuk menyeru segenap orang beriman untuk bershalawat kepadanya. Utusan Allah yang diharap syafaatnya untuk meringankan pertanggungjawaban kelak, adalah Rasul Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam.
Sabda-sabdanya benar adanya, janji dan peringatannya nyata. Sama sekali bukan ekspresi dari benci akan yang disebut beliau dengan “Sunnah” tidak juga membenarkan kesalahan yang kerap dilakukan, namun lebih hendak mengungkapkan apa yang dialami sebagai ketetapan Sang Kekasih sesungguhnya agar ridlo.
Bukan maksud mencari celah pembenaran pandangan pribadi atau menyanggah ajaran beliau terlebih memperbandingkan diri sama sekali bukan, namun usaha ini adalah sebagai gambaran di antara mereka yang mengejar mimpi, terdapat orang yang harapannya adalah mampu berdamai dengan takdir yang berlaku.
Usaha sebagaimana yang disebut dengan penyempurna sebagian agama dengan cara-cara ma’ruf juga formal seperti ta’ruf namun belum juga menemukan wanita untuk dinikahi. Jadi teringat dirimu sosok Nabi, pernikahan pertamamu yang engkau tidak memiliki istri selain ia sangat ibunda yang terlebih dahulu menyatakan kehendaknya untuk menikah denganmu. Benarlah firman Allah tentang engkau sebagai di antara contoh paripurna, menyadarkan diri untuk tidak melulu menuntut dari pada mengevaluasi diri dan mempelajari ilmu-ilmu.