Gunung Sugih, Nenemonews (Lampung) – Asosiasi petani Singkong Lampung tengah menyampaikan aspirasi kepada DPRD Lampung Tengah di Komisi Dua, yang di hadiri oleh perwakilan asosiasi dari berbagai wilayah di Lampung Tengah.
Rapat di ikuti oleh ketua Komisi Dua dan anggota serta perwakilan asosiasi pengusaha petani Singkong Lampung Tengah.
Kegiatan di buka oleh sekertaris komisi dua Prayoga yang menjelaskan bahwa dengan adanya sharing menyampaikan aspirasi dengan asosiasi petani Singkong mewakili petani singkong, menjelaskan bagaimana membantu upaya aspirasi petani singkong terkait harga dan bagaimana mendapat subsidi untuk di teruskan ke pemerintah dan dalam hal ini juga akan berkoordinasi dengan Dinas pertanian untuk meningkatkatkan harga singkong dan berupaya mengusahakan pupuk.
Penjelasan ketua komisi Baroji mengatakan bahwa permasalahan petani singkong adalah mengenai harga singkong dan rafaksi menjadi hal yang perlu di tinjau ulang.
” Kehadiran mereka menyampaikan terkait Jumlah potongan yang harga yang perlu di evaluasi”, Ungkap beliau.
Sementara dalam penjelasan perwakilan fraksi PKS Agus Triyono menjelaskan bahwa subsidi pupuk merupakan keputusan pusat, namun bukan berarti tidak berusaha memperjuangkan mendapatkan subsidi kami akan solusi mengupayakan dengan pupuk alternatif misalnya jika memungkinkan untuk meningkatkan tonase singkong.
” Keputusan subsidi pupuk merupakan kebijakan pusat, kebetulan yang mendapat subsidi adalah tebu dan kopi coklat, ndilalah Lampung tengah yang menjadi komoditas utamanya singkong tidak mendapat subsidi”, jelasnya.
Selain itu dalam kesempatanya Anggota DPRD Lamteng Rizani Andi Wijaya menjelaskan bagaimana harga singkong dapat di perbaiki karena dengan subsidi yang di cabut saat ini biaya operasional meningkat.
” Saat ini biaya operasional perhektar mencapai lima juta perhektar, jika harga 1200 belum di potong rafaksi dan potongan kadar air tidak mendapatkan keuntungan bagi petani singkong”, Tegasnya.
Kemudian beliau juga menambahkan jika kadar potongan mengacu pada Rendemen 30 persen itu tidak mungkin apalagi saat musim hujan.
Selain itu perwakilan dari Asosiasi pengusaha singkong topioka Tigor mengajak kepada masyarakat petani singkong untuk meningkatkan jumlah tonase perhektar tanaman singkong.
Kemudian nantinya akan di jadwalkan ulang pertemuan dari seluruh perwakilan asosiasi petani singkong dan pengusaha singkong serta dinas terkait agar membahas bagaimana solusi terbaik permasalahan singkong yang ada di Lampung tengah.(*)